
Nabi Muhammad SAW adalah teladan utama bagi umat Islam dalam segala hal, termasuk dalam hal kepekaan terhadap kondisi hati orang-orang di sekitarnya. Salah satu peristiwa penting yang menggambarkan kepekaan ini adalah ketika beliau ditegur oleh Allah karena hendak mensholati seorang munafik.
Kisah ini mengambil tempat saat Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya bersiap untuk mensholati seorang yang telah meninggal dunia. Umar bin Khattab, salah satu sahabat terdekat Rasulullah, merasa curiga bahwa orang tersebut adalah seorang munafik. Namun, Nabi Muhammad SAW tidak menolak untuk mensholatinya. Umar bin Khattab kemudian mengungkapkan kekhawatirannya kepada Nabi, tetapi Nabi Muhammad tetap bertekad untuk mensholati jenazah tersebut.
Peristiwa ini menjadi pelajaran yang berharga bagi umat Islam tentang pentingnya kehati-hatian dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan agama. Umar bin Khattab, dengan kesadarannya yang tajam terhadap sifat dan perilaku orang-orang munafik, mengingatkan Nabi Muhammad tentang kemungkinan identitas sebenarnya dari orang yang akan di-shalati.
Namun, Allah SWT kemudian menegur Nabi Muhammad SAW melalui ayat Al-Qur’an, sebagai berikut:
Janganlah engkau (Nabi Muhammad) melaksanakan salat untuk seseorang yang mati di antara mereka (orang-orang munafik) selama-lamanya dan janganlah engkau berdiri (berdoa) di atas kuburnya. Sesungguhnya mereka ingkar kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik.” (QS. At-Taubah: 84)
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah memberikan peringatan kepada Nabi Muhammad dan umat Islam untuk tidak mensholati orang-orang munafik. Ini bukan hanya tentang mengenali munafik, tetapi juga tentang menjaga integritas ibadah dan tidak melibatkan diri dalam doa dan ritual bagi mereka yang tidak memiliki keimanan yang tulus.
Dari kisah ini, kita dapat menarik beberapa pelajaran penting:
- Ketajaman Pemahaman Terhadap Sifat Munafik: Umar bin Khattab menunjukkan kepekaannya terhadap sifat dan perilaku munafik. Ini mengingatkan kita akan pentingnya memahami ciri-ciri munafik agar dapat menghindari keterlibatan dengan mereka dalam segala hal, termasuk ibadah.
- Kepatuhan kepada Petunjuk Allah: Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah, namun beliau dengan rendah hati menerima teguran Allah melalui ayat Al-Qur’an. Ini menunjukkan pentingnya untuk selalu tunduk kepada perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
- Kewaspadaan dalam Beribadah: Kita harus berhati-hati dalam menjalankan ibadah, memastikan bahwa ibadah kita murni ditujukan hanya kepada Allah SWT dan tidak tercemar dengan keterlibatan dengan mereka yang menentang kebenaran.
Kisah tentang Nabi Muhammad SAW yang ditegur oleh Allah karena hendak mensholati orang munafik menjadi pelajaran yang berharga bagi umat Islam. Ini mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati, bijaksana, dan patuh terhadap ajaran Allah dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam ibadah dan interaksi sosial.
video lengkap kajian tentang ditegurnya Nabi Muhammad oleh Allah SWT dapat dilihat pada video bawah ini