Eksplorasi Bioteknologi Melalui Ujian Praktek IPA: Peningkatan Kreativitas Siswa Kelas 9 SMP Agus Salim Semarang dalam Pembuatan Tempe, Donat, Fermentasi Beras Ketan, dan Fermentasi Singkong

Yayasan Pendidikan Islam Agus Salim

Pada tanggal 15 Februari 2024, kelas 9 di SMP Agus Salim Semarang menempuh ujian praktek Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang menitikberatkan pada pengaplikasian prinsip-prinsip bioteknologi. Di bawah bimbingan Ibu Guru Laksmita Firdaus, S.Pd., para siswa berkesempatan untuk mengembangkan keterampilan praktis dan pemahaman mendalam mengenai proses fermentasi melalui pembuatan tempe, donat, fermentasi beras ketan, dan fermentasi singkong.

Pembuatan Tempe: Ujian dimulai dengan pembuatan tempe, sebuah produk fermentasi tradisional. Para siswa diperkenalkan pada konsep mikroorganisme, khususnya jenis jamur Rhizopus, yang berperan penting dalam fermentasi kedelai menjadi tempe. Mereka memahami peran kritis suhu dan kelembapan dalam mendukung perkembangan mikroorganisme serta bagaimana mengendalikannya untuk mencapai hasil yang optimal.

Pembuatan tempe dengan tahapan sebagai berikut:

  • Murid mulai menyiapkan kedelai yang sudah dicuci bersih.
  • Lalu mereka mulai merendam kedelai dalam air bersih selama semalam.
  • Kemudian mereka menghancurkan kedelai hingga halus.
  • Serta mencampurkan ragi tempe pada kedelai yang sudah dihancurkan.
  • Berikutnya memasukan adonan menjadi pola kotak dan biarkan selama 24 jam untuk fermentasi didalam plastik atau daun pisang

Pembuatan Donat: Tahap berikutnya melibatkan pembuatan donat, dimana proses fermentasi kembali menjadi fokus utama. Siswa belajar mengenai peran ragi sebagai agen fermentasi pada adonan donat, serta dampaknya terhadap tekstur dan rasa. Ibu Guru Laksmita Firdaus, S.Pd., membimbing mereka untuk memahami keseimbangan antara kondisi lingkungan dan pertumbuhan mikroorganisme dalam menciptakan hasil yang diinginkan.

Pembuatan donat dengan tahapan sebagai berikut:

  • Murid mulai mencampurkan tepung terigu, ragi, gula, telur, dan susu dalam mangkuk.
  • Kemudian mulai mengaduk adonan hingga rata dan membiarkannya selama 1 jam untuk fermentasi.
  • Lalu mulai mengiling adonan dan bentuk sesuai selera.
  • Teraakhir siswa mulai memanaskan minyak dan mulai menggoreng donat hingga kecokelatan.

Fermentasi Beras Ketan: Ujian praktek berlanjut dengan eksplorasi fermentasi pada beras ketan. Siswa diajak untuk memahami perubahan struktural dan sensorik pada beras ketan yang diakibatkan oleh aktivitas mikroorganisme selama proses fermentasi. Konsep kontrol parameter fermentasi menjadi sorotan, memperlihatkan kompleksitas pengelolaan kondisi lingkungan untuk mencapai hasil yang diharapkan.

Pembuatan Fermentasi beras ketan dengan tahapan sebagai berikut:

  • Murid mulai kegiatan dengan merendam beras ketan selama semalam.
  • Setelah selesai direndam murid mulai merebus dan menguapkan beras ketan
  • Setelah matang kemudian didinginkan beras ketan, lalu campurkan dengan air dan perwarna kemudian biarkan selama 2-3 hari untuk fermentasi.

Fermentasi Singkong: Fokus terakhir dari ujian praktek ini adalah fermentasi singkong. Siswa terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan proses fermentasi untuk menghasilkan produk yang memperkaya nilai nutrisi singkong. Ibu Guru Laksmita Firdaus, S.Pd., memberikan bimbingan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil fermentasi singkong, menciptakan pemahaman menyeluruh mengenai bioproses ini.

Pembuatan fermentasi singkong dengan tahapan sebagai berikut:

  • Murid  mengawali dengan menggupas singkong.
  • Rendam singkong dalam air kemudian dipotong kecil
  • Kemudian murid mulai mengukus singkong hingga matang yang kemudian diangkat dan dimasukan ke tepak
  • Setelah dingin siswa menaburi ragi ke sinkong dan menunggu beberapa hari
  • Pendiaman fermentasi singkong memakan waktu 2-3 hari

Selain aspek teknis, ujian praktek ini juga menjadi arena untuk melatih keterampilan kolaboratif dan analitis siswa. Setiap langkah diawasi dengan seksama, mengajarkan siswa tentang peran kritis parameter lingkungan dan proses fermentasi dalam menghasilkan produk akhir yang berkualitas.

Keberhasilan ujian praktek ini tidak hanya tercermin dari produk yang dihasilkan, tetapi lebih jauh mencakup pemahaman mendalam siswa mengenai konsep-konsep bioteknologi dan keterampilan praktis dalam mengaplikasikannya. Ibu Guru Laksmita Firdaus, S.Pd., berhasil menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendalam, memicu rasa ingin tahu, dan meningkatkan keterampilan praktis siswa.

Melalui kegiatan semacam ini, diharapkan siswa dapat mengembangkan minat mereka dalam ilmu bioteknologi, menginspirasi pemikiran kritis, dan mendorong penerapan konsep-konsep ilmiah dalam kehidupan sehari-hari.

Post By Administrator Yayasan Pendidikan Islam Agus Salim