
Hari keenam sekaligus tujuh perayaan HUT RI ke-80 di SMP SMA Agus Salim benar-benar menjadi momen yang berkesan. Selain diwarnai dengan semarak lomba-lomba agustusan yang penuh keceriaan, hari itu juga bertepatan dengan H+1 peringatan Hari Pramuka ke-64. Untuk memperingatinya lebih jauh, ekstrakurikuler pramuka SMP SMA Agus Salim menggelar kegiatan PERJUSA (Perkemahan Jumat-Sabtu).
PERJUSA menjadi ajang penting untuk membentuk karakter siswa agar lebih disiplin, berani, mandiri, serta mampu bekerja sama dengan baik. Dengan tema kebersamaan dan semangat perjuangan, seluruh kegiatan diikuti penuh antusias oleh para peserta
Kedatangan Peserta dan Apel Pembukaan
Setelah rangkaian lomba agustusan yang selesai pada siang hari, para peserta pramuka berkumpul di lokasi perkemahan pada pukul 14.00 WIB. Mereka datang dengan membawa peralatan pribadi serta perlengkapan regu. Tepat waktu, acara diawali dengan apel pembukaan yang dipimpin oleh pembina pramuka.
Dalam apel ini, para pembina menyampaikan pesan bahwa PERJUSA bukan sekadar kegiatan rutin, melainkan sarana pembelajaran hidup. Nilai disiplin, kebersamaan, ketaatan, serta kemandirian harus benar-benar dijalankan dalam dua hari satu malam perkemahan ini.
Pendirian Tenda dan Materi Sore Hari
Selepas apel pembukaan, pukul 15.00 WIB peserta bergerak menuju lokasi regu masing-masing untuk mendirikan tenda. Suasana penuh kerja sama terlihat jelas, setiap anggota regu saling membantu agar tenda mereka berdiri kokoh.
Setelah tenda selesai, kegiatan berlanjut pada pukul 16.00 WIB dengan materi pramuka berupa sandi morse dan tali menali. Materi ini menjadi bagian penting karena kedua keterampilan tersebut adalah dasar yang wajib dikuasai oleh seorang pramuka. Dengan antusias, peserta mencoba memahami bunyi sandi morse dan mempraktikkan teknik simpul serta ikatan yang bermanfaat dalam kehidupan berkemah.
Maghrib menjelang Isya, Api Unggun, dan Pentas Seni



Menjelang malam, pukul 18.00 WIB seluruh peserta diarahkan untuk bersiap-siap melaksanakan shalat Maghrib berjamaah sekaligus menunggu sholat isya. Setelah itu, tibalah saat yang paling ditunggu-tunggu, yaitu api unggun. Api unggun dinyalakan perlahan, dan ketika nyala api mulai menjulang tinggi, sorak-sorai peserta menggema dengan semangat. Api unggun menjadi simbol semangat perjuangan yang terus menyala, melambangkan kekuatan, persaudaraan, dan persatuan.
Suasana semakin meriah ketika seluruh peserta diajak mengelilingi api unggun sambil meneriakkan yel-yel khas regu masing-masing. Setiap regu menunjukkan kreativitas mereka dengan yel-yel yang unik, penuh semangat, dan kompak. Ada yang menggunakan nada lagu populer, ada yang memodifikasi teriakan lucu, dan ada pula yang penuh dengan semangat kepahlawanan. Suara lantang peserta menyatu dengan gemuruh api unggun, menciptakan suasana kebersamaan yang sulit dilupakan.
Setelah itu, acara berlanjut pada pukul 20.00 WIB dengan pentas seni. Hampir setiap regu menampilkan karya terbaik mereka.Setiap regu tidak lupa membuka penampilannya dengan yel-yel mereka sendiri, menambah semarak suasana.
Tidak hanya peserta, panitia juga ikut memberikan penampilan spesial. Dengan penuh kejutan, panitia menghadirkan sebuah atraksi yang memukau, menampilkan kombinasi yel-yel khas yang energik dan unik. Penampilan panitia ini berhasil membuat suasana semakin meriah, sekaligus menutup rangkaian pentas seni malam itu dengan kesan mendalam.
Malam itu benar-benar menjadi malam kreativitas dan persaudaraan. Api unggun, yel-yel, serta pentas seni bukan hanya hiburan, tetapi juga cerminan semangat pramuka: berani, kreatif, dan penuh keceriaan.
Spiritualitas dan Jurit Malam
Kegiatan PERJUSA tidak hanya berfokus pada fisik dan keterampilan, tetapi juga spiritual. Pada dini hari pukul 02.00 WIB, peserta dibangunkan untuk melaksanakan shalat Tahajud dan mengaji bersama. Suasana hening malam membuat ibadah terasa lebih khusyuk, menanamkan rasa syukur sekaligus melatih kedekatan dengan Allah SWT.
Setelah itu, pukul 02.45 WIB dilaksanakan kegiatan jurit malam. Peserta berjalan dalam kelompok kecil melewati pos-pos tantangan yang menguji keberanian, kepemimpinan, ketangkasan, serta kecerdikan dalam memecahkan masalah. Jurit malam ini menjadi pengalaman berharga yang menanamkan rasa percaya diri dan solidaritas.
Senam, Sholat Dhuha, dan Sarapan


Usai persiapan sholat Subuh berjamaah pada pukul 03.45 WIB, peserta kembali beraktivitas dengan penuh semangat. Pukul 05.30 WIB mereka mengikuti senam pagi bersama. Gerakan senam membuat tubuh kembali bugar setelah melewati malam panjang.
Selanjutnya pukul 06.30 WIB dilaksanakan shalat Dhuha untuk menanamkan kebiasaan spiritual yang baik. Setelah itu, peserta bersama-sama menikmati sarapan pagi pada pukul 07.00 WIB. Kebersamaan saat makan bersama ini mempererat persaudaraan antar regu dan antar jenjang.
Belajar Lewat Permainan
Setelah sarapan, peserta PERJUSA diajak mengikuti rangkaian permainan outbound yang penuh tawa, namun sarat nilai kebersamaan dan ketangkasan. Ada tiga permainan utama yang membuat suasana makin hidup:


1. Membaca sandi morse dengan suara pluit
Pada permainan ini, para pembina meniup pluit dengan pola tertentu yang mewakili kode morse: bunyi panjang untuk garis (–) dan bunyi pendek untuk titik (·). Peserta harus benar-benar fokus, karena sedikit saja lengah, mereka bisa salah menangkap pesan yang dikirimkan. Setiap regu diminta menuliskan hasil terjemahan bunyi pluit menjadi huruf atau kata tertentu. Permainan ini melatih konsentrasi, kesabaran, serta kecermatan dalam mendengar dan mencatat informasi. Selain itu, peserta juga jadi belajar bahwa komunikasi tidak selalu menggunakan kata-kata, tetapi bisa juga dengan simbol dan kode.
2. Tebak gaya berantai dari depan ke belakang
Dalam permainan ini, seorang peserta di barisan paling depan diperlihatkan sebuah gaya atau gerakan tertentu oleh pembina, misalnya menirukan binatang, gerakan olahraga, atau aktivitas sehari-hari. Peserta di depan kemudian harus meneruskan gaya itu kepada peserta di belakangnya, dan begitu seterusnya hingga sampai pada peserta terakhir di barisan. Lucunya, semakin ke belakang, bentuk gaya sering kali berubah jauh dari aslinya karena salah tafsir atau kurang jelas menirukan. Saat peserta terakhir maju untuk menebak gerakan yang dimaksud, biasanya hasilnya penuh tawa karena berbeda jauh dengan gerakan awal. Namun di balik keceriaan itu, permainan ini sebenarnya mengajarkan pentingnya komunikasi yang jelas, fokus dalam menyampaikan pesan, dan kekompakan tim dalam bekerja sama.
3. Mengisi air ke botol secara berurutan
Peserta diminta berbaris berderet ke belakang sambil memegang gelas kecil atau wadah. Peserta paling depan akan mengambil air dari ember lalu menuangkannya ke gelas temannya di belakang, dan begitu seterusnya hingga air tersebut sampai pada peserta paling akhir yang bertugas mengisinya ke dalam botol. Tantangannya terletak pada koordinasi dan ketepatan menuang, karena jika salah sedikit, air bisa tumpah dan jumlah yang sampai ke botol akan semakin sedikit. Suasana semakin seru karena kelompok lain sangat bersemangat dan kompetitif sehingga peserta harus cekatan sekaligus hati-hati. Dari permainan ini, peserta belajar tentang kerjasama, koordinasi, kesabaran, dan bagaimana setiap orang memiliki peran penting dalam mencapai tujuan bersama.
Setiap tawa, keceriaan, dan tantangan yang dihadapi menumbuhkan semangat kebersamaan, saling percaya, dan sikap pantang menyerah yang akan melekat dalam ingatan para peserta.
Apel Penutupan dan Sayonara



Menjelang akhir kegiatan, peserta mulai melakukan pembongkaran tenda dan bersih-bersih area perkemahan pada pukul 09.00 WIB. Hal ini menjadi bentuk tanggung jawab untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Pukul 10.00 WIB, seluruh peserta berkumpul dalam apel penutupan. Acara penutupan terasa khidmat karena dilengkapi dengan prosesi pengambilan cocard sebagai simbolis berakhirnya kegiatan PERJUSA. Selain itu, panitia juga memberikan hadiah dan apresiasi kepada peserta dan regu terbaik atas semangat, kreativitas, serta kedisiplinan mereka selama perkemahan.
Dengan mengucapkan kata sayonara, apel penutupan menandai berakhirnya seluruh rangkaian kegiatan PERJUSA. Namun semangat kebersamaan, kedisiplinan, dan nilai perjuangan yang ditanamkan di dalamnya akan terus hidup di hati para peserta.