
Dalam kehidupan yang semakin dipenuhi dengan kesibukan dan godaan duniawi, seringkali kita menemukan diri kita terperangkap dalam siklus aktivitas yang terus berputar tanpa henti. Kita merasa tidak memiliki waktu luang, namun, apakah benar begitu? Ataukah kita telah salah memprioritaskan hal-hal dalam hidup kita?
Berpikir tentang sehari-hari kita, kita menyadari bahwa kita selalu menemukan waktu untuk makan, minum, bahkan menghabiskan waktu di media sosial. Namun, di mana tempat Al-Qur’an dalam daftar prioritas kita? Apakah kita telah memberikan keutamaan yang sesuai pada interaksi dengan Firman Allah?
Banyak dari kita mungkin merasa bahwa membaca Al-Qur’an bukanlah sesuatu yang mungkin dilakukan karena kurangnya waktu. Namun, ketika kita jujur mengevaluasi bagaimana kita menghabiskan waktu kita, seringkali kita menyadari bahwa alasan sebenarnya bukanlah kurangnya waktu, tetapi kurangnya kesadaran akan prioritas yang tepat.
Membaca Al-Qur’an bukanlah sekadar rutinitas atau kegiatan tambahan dalam hidup kita. Ia adalah sebuah interaksi langsung dengan Firman Allah, sumber penuntun dan cahaya bagi jiwa kita. Ketika kita memprioritaskan hal-hal duniawi seperti makan, minum, dan hiburan media sosial di atas membaca Al-Qur’an, kita sebenarnya melewatkan kesempatan untuk mendapatkan manfaat spiritual yang luar biasa.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memberikan penekanan yang kuat tentang pentingnya Al-Qur’an dalam kehidupan seorang Muslim. Beliau bersabda:
“Dari Abu Amamah ra, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat.” (HR. Muslim);
“Dari Usman bin Affan ra, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Tirmidzi);
“Dari Aisyah ra, berkata; bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang membaca Al-Qur’an dan ia mahir membacanya, maka kelak ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat kepada Allah.” (HR. Bukhari Muslim);
“Dan orang yang membaca Al-Qur’an, sedang ia masih terbata-bata lagi berat dalam membacanya, maka ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari Muslim);
“Sesungguhnya Allah SWT. akan mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (Al-Qur’an), dengan dengannya pula Allah akan merendahkan kaum yang lain.” (HR. Muslim);
Keutamaan membaca Al-Qur’an tidak hanya terletak pada manfaat pribadi yang diperoleh, tetapi juga pada manfaat yang meluas kepada umat manusia secara keseluruhan. Firman Allah SWT sendiri menyatakan, “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman…” (QS. Al-Isra: 82).
Dalam menempatkan prioritas yang benar, kita perlu merenungkan urgensi serta keutamaan membaca Al-Qur’an dalam kehidupan kita. Mengapa kita lebih memilih kesibukan duniawi daripada berinteraksi dengan Firman Allah yang agung? Apakah kita benar-benar tidak memiliki waktu, ataukah kita hanya tidak memprioritaskan waktu kita dengan baik?
Oleh karena itu, marilah kita tingkatkan kesadaran akan pentingnya membaca Al-Qur’an dan mendahulukannya di antara aktivitas sehari-hari kita. Jangan biarkan diri kita terhalang dari kebaikan hanya karena kurangnya kesadaran akan prioritas yang benar. Karena, pada akhirnya, menjadi “orang yang terhalang dari kebaikan” jauh lebih berat daripada sekadar menjadi “orang yang sibuk”. Menghidupkan prioritas dalam membaca Al-Qur’an bukanlah hanya tentang memanfaatkan waktu dengan baik, tetapi juga tentang memanfaatkan hidup dengan bermakna.