
Rabu, 13 Agustus 2025 menjadi salah satu titik puncak dalam rangkaian perayaan HUT RI ke-80 di SMP-SMA Agus Salim. Setelah tiga hari sebelumnya diwarnai berbagai lomba yang menguji kreativitas, wawasan, dan kerja sama, hari ke-4 menghadirkan perpaduan unik antara perlombaan keagamaan, olahraga, dan seni yang membuat seluruh siswa, guru, dan staf ikut larut dalam euforia.
Sejak pagi, suasana sekolah sudah berbeda. Udara segar pagi bercampur riuh suara siswa yang bersiap mengikuti lomba, sorak-sorai dari pinggir lapangan futsal, serta kesibukan panitia mempersiapkan perlengkapan lomba. Semua terlihat antusias, tidak hanya untuk bertanding tetapi juga untuk menjadi bagian dari perayaan kemerdekaan yang ke-80 ini.
Lomba Adzan, Panggilan yang Menggetarkan Hati
Pagi dimulai dengan nuansa religius melalui Lomba Adzan. Di ruang kelas sekolah, peserta satu per satu maju ke depan untuk mengumandangkan adzan dengan penuh penghayatan. Setiap nada, setiap makhraj, terdengar jelas menggema memenuhi ruangan.
Para juri memperhatikan dengan seksama, menilai aspek tajwid, kejelasan suara, dan pengaturan napas. Sorakan dukungan dari teman-teman tak mengurangi kekhidmatan acara, justru memberi semangat tambahan bagi para peserta.


Bagi sebagian siswa, lomba ini bukan hanya soal kompetisi, melainkan juga kesempatan untuk memperlihatkan keterampilan yang biasanya hanya terlihat di aula sekolah. Suara merdu dan lantang yang terdengar pagi itu mengingatkan semua orang bahwa kemerdekaan sejati juga termasuk kebebasan untuk beribadah dan melestarikan syiar Islam.
Lomba Tilawah, Indahnya Suara yang Mengalun Bersama Ayat Suci
Masih dalam suasana religius, setelah lomba adzan selesai, giliran Lomba Tilawah yang mengambil tempat. Aula kembali hening, hanya suara lantunan ayat suci Al-Qur’an yang mengalun. Peserta tampil dengan mengenakan pakaian rapi, sebagian dengan busana muslim lengkap, sambil memegang mushaf.
Irama bacaan (lagam) terdengar beragam ada yang membawakan dengan gaya Bayyati yang lembut, ada pula yang memilih Hijaz yang penuh wibawa. Juri menilai ketepatan tajwid, kefasihan, serta keindahan suara.


Momen ini memberi pesan kuat bahwa perayaan kemerdekaan bukan hanya diisi dengan kesenangan semata, tetapi juga menjadi ruang untuk memperkuat nilai-nilai spiritual di tengah generasi muda.
Roda Kardus, Tawa, Strategi, dan Kekompakan Tim
Jika dua lomba pertama menghadirkan suasana syahdu, Lomba Roda Kardus langsung memecah keheningan dengan gelak tawa penonton. Lomba ini menguji kecepatan, kekompakan, dan sedikit kelincahan dalam berpikir cepat.
Setiap tim harus bergerak maju di dalam “roda” yang terbuat dari kardus panjang, seperti berjalan di dalam ban besar. Tantangannya? harus menebak arah dan kecepatan


Tak jarang terdengar teriakan komando seperti “kanan… kiri… cepat!” yang bercampur tawa ketika roda oleng. Penonton berteriak memberi semangat, bahkan guru-guru yang menonton tak kuasa menahan tawa melihat aksi-aksi lucu di arena. Meski penuh keceriaan, lomba ini mengajarkan nilai penting: untuk maju bersama, semua anggota harus bergerak dalam irama yang sama.
Final Futsal, Laga Puncak yang Menyita Perhatian
Sorotan utama hari ini adalah Final Futsal yang sejak pagi sudah dinanti. Lapangan futsal dipenuhi siswa yang membawa spanduk, bendera kelas, dan terompet. Suasana benar-benar seperti stadion mini.
Dua pertandingan digelar hari ini:
- Perebutan Juara 3: 8A vs 9A
Pertandingan berlangsung ketat di awal babak. 9A mencoba unggul lewat serangan cepat, tetapi 8A punya pertahanan rapat dan serangan balik mematikan. Dukungan penonton semakin memanas ketika gol demi gol tercipta. Akhirnya, 8A keluar sebagai pemenang dengan skor 5-2, memastikan mereka membawa pulang piala peringkat 3. - Final: 7B vs Kelas 11
Pertandingan puncak ini menjadi cerita luar biasa. Kelas 11 yang diisi pemain senior berpengalaman melawan 7B yang masih junior, tetapi punya kecepatan dan stamina yang mengagumkan. Babak pertama berjalan ketat, skor imbang di awal. Namun di babak kedua, Kelas 11 menunjukkan performa gemilang dengan serangan bertubi-tubi.
Gol demi gol tercipta dari kerjasama apik dan penyelesaian yang tajam. Akhirnya, peluit panjang berbunyi dengan skor 6-3 untuk kemenangan Kelas 11. Penonton berlari ke lapangan, mengangkat para pemain, dan merayakan kemenangan dengan yel-yel penuh kebanggaan.


Lomba Poster Kemerdekaan, Kreativitas yang Menggugah
Tak kalah menarik, di ruang kelas seni, para siswa menuangkan kreativitas mereka melalui Lomba Poster Kemerdekaan. Meja-meja penuh dengan kertas gambar besar, cat warna, kuas, dan spidol.
Tema kemerdekaan diinterpretasikan dengan berbagai cara. Ada yang menggambar pahlawan nasional dengan latar bendera merah putih, ada yang membuat ilustrasi persatuan bangsa, dan ada pula yang menyisipkan pesan motivasi untuk generasi muda.
Setiap coretan kuas mencerminkan pemahaman siswa tentang arti kemerdekaan, bukan hanya bebas dari penjajah, tetapi juga bebas untuk berkarya, berpendapat, dan berkontribusi bagi bangsa.


Hari ke-4 perayaan HUT RI ke-80 di SMP-SMA Agus Salim menjadi bukti bahwa semangat kemerdekaan bisa hadir dalam banyak bentuk: lantunan adzan dan tilawah yang menggetarkan, tawa dalam lomba roda kardus, strategi dan adu skill di lapangan futsal, hingga kreativitas dalam poster bertema nasionalisme.
Semua lomba hari ini meninggalkan kesan mendalam. Bagi yang menang, ada kebanggaan. Bagi yang belum, ada motivasi untuk mencoba lagi di tahun depan. Dan bagi semua, ada pelajaran bahwa kemerdekaan adalah hasil perjuangan bersama sama seperti setiap tim dan individu yang berjuang di arena hari ini.