
Pada hari Kamis, 12 September 2024, SMP Agus Salim turut berpartisipasi dalam acara akbar literasi bertajuk Gerakan Semarang Membaca, sebuah inisiatif dari Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang yang mengusung tema “Membaca Bersama Guru dan Teman Sekelas”. Program ini tidak hanya diikuti oleh siswa dan guru dari SMP Agus Salim, tetapi juga melibatkan pelajar dari berbagai tingkat pendidikan seperti SD/MI dan SMP/MTs di seluruh Kota Semarang. Acara ini dimulai pada pukul 08.00 WIB dan berlangsung hingga selesai, dengan masing-masing sekolah menyelenggarakan kegiatan membaca di tempatnya sendiri. Meskipun dilaksanakan di lokasi yang berbeda, semua sekolah terhubung secara daring melalui platform Zoom Meeting, menciptakan suasana kebersamaan yang luas di seluruh kota.
Gerakan Semarang Membaca bertujuan untuk mendorong kebiasaan membaca di kalangan siswa dan meningkatkan kemampuan literasi di tengah era digital yang semakin dominan. Dalam konteks ini, literasi tidak hanya berarti kemampuan untuk membaca, tetapi juga kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan menerapkan informasi dari bacaan ke dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, program ini dirancang untuk memberikan manfaat jangka panjang bagi siswa, memperkaya pemikiran mereka, serta membentuk generasi muda yang lebih literat dan kritis.




Gerakan Semarang Membaca adalah sebuah langkah penting yang diambil oleh Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang sebagai respons terhadap semakin berkurangnya minat baca di kalangan siswa. Di era digital saat ini, perhatian pelajar sering kali teralihkan oleh media sosial, gawai, dan berbagai bentuk hiburan digital lainnya. Hal ini membuat minat membaca di kalangan pelajar menjadi semakin menurun, dan ini menjadi perhatian utama para pendidik dan pengelola perpustakaan. Melalui gerakan ini, dinas ingin mengembalikan perhatian pelajar kepada buku sebagai sumber utama pengetahuan dan keterampilan berpikir kritis.
Selain itu, literasi memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan. Literasi bukan hanya tentang kemampuan untuk mengenali kata-kata di atas kertas, tetapi juga melibatkan pemahaman yang mendalam terhadap informasi yang dibaca, serta kemampuan untuk menerapkan informasi tersebut dalam berbagai konteks. Dengan demikian, literasi berperan penting dalam membentuk pemikiran kritis dan analitis, yang sangat dibutuhkan oleh para pelajar dalam menghadapi tantangan di masa depan.
Dengan tema “Membaca Bersama Guru dan Teman Sekelas”, gerakan ini dirancang untuk menciptakan suasana belajar yang kolaboratif dan interaktif. Para siswa tidak hanya membaca secara individu, tetapi juga terlibat dalam kegiatan bersama teman sekelas dan mendapat bimbingan dari guru. Hal ini diharapkan dapat mempererat hubungan sosial di antara siswa dan guru, sekaligus menciptakan lingkungan yang mendukung budaya membaca.




Persiapan dan Pelaksanaan Kegiatan di SMP Agus Salim
Sejak pagi hari, suasana di SMP Agus Salim sudah dipenuhi dengan kegembiraan dan antusiasme. Para siswa datang ke sekolah dengan membawa buku bacaan favorit mereka. Beberapa siswa memilih novel, buku cerita, atau dongeng, sementara siswa lainnya membawa buku ilmiah atau pengetahuan populer yang mereka sukai. Semua siswa tampak siap dan bersemangat untuk terlibat dalam acara ini.
Acara dimulai tepat pukul 08.00 WIB dengan pembukaan oleh Kepala Sekolah SMP Agus Salim. Dalam sambutannya, kepala sekolah menyampaikan pentingnya literasi sebagai bagian integral dari pendidikan, dan bagaimana kegiatan seperti ini dapat membantu siswa dalam mengembangkan kebiasaan membaca yang bermanfaat bagi masa depan mereka. Setelah itu, para siswa diarahkan untuk memulai sesi membaca mandiri di dalam kelas mereka masing-masing.
Salah satu momen penting dalam kegiatan ini adalah antusiasme yang ditunjukkan oleh siswa dan guru. Saat sesi membaca berlangsung, terlihat jelas bahwa baik siswa maupun guru sangat antusias membaca buku mereka masing-masing. Para siswa membaca dengan penuh konsentrasi, sementara guru-guru juga aktif membaca buku yang mereka bawa sendiri. Kehadiran guru yang turut serta dalam kegiatan membaca ini memberikan contoh yang sangat baik bagi siswa, dan sekaligus menciptakan suasana positif di seluruh lingkungan sekolah. Kehadiran guru sebagai bagian dari kegiatan ini menunjukkan bahwa literasi tidak hanya penting bagi siswa, tetapi juga bagi guru sebagai pengajar yang terus belajar dan berkembang.




Setelah sesi membaca mandiri selesai, kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi kelompok. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, di mana mereka berdiskusi tentang buku yang telah mereka baca. Diskusi ini dirancang untuk mendorong siswa saling berbagi pandangan dan pemahaman mereka terhadap isi buku. Dalam diskusi ini, siswa tidak hanya diajak untuk menyampaikan ringkasan cerita atau isi buku, tetapi juga untuk menggali makna yang lebih dalam dan menilai relevansi buku tersebut dengan kehidupan mereka.
Guru-guru turut berperan aktif dalam memfasilitasi diskusi ini. Mereka memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menantang siswa untuk berpikir lebih kritis dan reflektif terhadap isi buku. Para siswa juga diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan berbagi pandangan mereka secara lebih terbuka. Sesi ini tidak hanya melatih keterampilan berbicara di depan umum, tetapi juga mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta mendengarkan dan menghargai pandangan orang lain.
Antusiasme siswa dalam diskusi ini sangat terlihat. Banyak siswa yang aktif berbicara, menyampaikan pendapat mereka tentang buku yang mereka baca, dan saling bertukar pandangan dengan teman-teman mereka. Beberapa siswa bahkan menunjukkan minat yang besar terhadap topik-topik tertentu yang diangkat dari buku mereka, sehingga diskusi berlangsung dengan sangat dinamis. Guru-guru mengapresiasi semangat ini dan terus memberikan dorongan agar siswa semakin terlibat dalam diskusi.




Penggunaan Teknologi untuk Mendukung Gerakan Literasi di Era Digital
Salah satu aspek unik dari Gerakan Semarang Membaca tahun ini adalah penggunaan teknologi digital untuk mendukung kegiatan literasi. Melalui platform Zoom Meeting, seluruh sekolah di Kota Semarang yang berpartisipasi dalam kegiatan ini dapat terhubung secara daring, meskipun kegiatan dilakukan di tempat yang berbeda. Penggunaan teknologi ini tidak hanya memudahkan koordinasi antar sekolah, tetapi juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat dalam pengalaman literasi yang lebih luas dan modern.
Dengan adanya Zoom Meeting, siswa dari berbagai sekolah dapat melihat dan mendengar langsung kegiatan yang dilakukan oleh sekolah lain. Hal ini memberikan pengalaman yang menarik bagi siswa, karena mereka merasa menjadi bagian dari gerakan literasi yang lebih besar. Penggunaan teknologi ini juga membuka ruang untuk kolaborasi yang lebih luas, di mana siswa dari berbagai sekolah dapat berbagi informasi tentang buku yang mereka baca, berdiskusi tentang berbagai topik literasi, serta berinteraksi dengan siswa dari sekolah lain secara daring.
Penggunaan teknologi digital dalam kegiatan literasi ini juga menjadi bagian dari pembelajaran siswa dalam memanfaatkan teknologi dengan bijak. Di tengah era digital yang semakin canggih, siswa diajak untuk tidak hanya menggunakan teknologi sebagai sarana hiburan, tetapi juga sebagai alat untuk belajar dan memperluas wawasan mereka. Literasi digital menjadi salah satu keterampilan penting yang harus dikuasai oleh siswa, dan kegiatan ini memberikan pengalaman praktis dalam hal tersebut.




Peran Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang dalam Meningkatkan Budaya Literasi
Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang memiliki peran yang sangat signifikan dalam menyukseskan Gerakan Semarang Membaca. Sebagai penyelenggara utama, dinas ini berkomitmen untuk meningkatkan budaya baca di kalangan pelajar melalui berbagai program dan inisiatif. Gerakan ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan dinas untuk memperkuat literasi di Kota Semarang, dengan harapan menciptakan generasi muda yang cerdas, kritis, dan berpengetahuan luas.
Selain Gerakan Semarang Membaca, dinas juga terus melaksanakan program-program literasi lainnya, seperti penyediaan perpustakaan keliling, lomba menulis kreatif, serta pelatihan literasi digital. Semua program ini dirancang untuk meningkatkan akses siswa terhadap bahan bacaan berkualitas serta mengembangkan kemampuan literasi mereka di berbagai bidang. Dalam hal ini, dinas berperan sebagai fasilitator yang mendukung sekolah-sekolah di Semarang untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan literasi siswa.
Pentingnya Literasi dalam Membangun Generasi Muda yang Cerdas dan Kritis
Partisipasi SMP Agus Salim dalam Gerakan Semarang Membaca menunjukkan bahwa literasi masih menjadi elemen penting dalam dunia pendidikan, bahkan di era digital seperti saat ini. Antusiasme siswa dan guru selama kegiatan berlangsung mencerminkan bahwa membaca adalah aktivitas yang tidak hanya bermanfaat, tetapi juga menyenangkan. Literasi membuka pintu bagi siswa untuk memahami dunia yang lebih luas, dan membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang sangat dibutuhkan di masa depan.
Dengan dukungan Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang, kegiatan-kegiatan literasi seperti ini diharapkan dapat terus berkembang, menciptakan generasi muda yang lebih literat dan siap menghadapi tantangan global. Literasi bukan hanya tentang kemampuan membaca, tetapi juga tentang kemampuan untuk berpikir, menganalisis, dan menggunakan informasi secara bijak. Gerakan Semarang Membaca adalah langkah penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih berpengetahuan dan berbudaya baca, sehingga masa depan yang lebih cerdas dan terinformasi dapat tercapai.